- KAOS KAKI adalah masalah utamaku. Tepatnya si Dia selaluuu aja melepas kaos kaki kemanapun sesuka hati. Akibatnya, di apartemenku yang mini dan ukuran RSSS ini, aku bisa menemukan kaos kaki merajalela, entah di ranjang, dibawah ranjang, di dapur, di dekat meja makan, bahkan pernah juga di balkon! Heran ya? Kalau tahu nggak suka pakai kaos kaki dirumah, kenapa waktu masuk rumah, enggak lepas kaos kaki di pintu, coba? Dan setiap aku selesai nyuci pakaian / ngangkat jemuran, bisa dipastikan selalu ada SATU kaos kaki yang "singled out" alias nggak ada pasangannya. Heran kan? Lah kalau pakai kaos kaki kan selalu sepasang, tapi kok tiap nyuci, ada satu yang hilang? Untung kaos kaki si Dia berwarna hitam semuanya, jadi nggak masalah, hilang satu, ya tinggal ditunggu aja, toh ronde cucian berikutnya pasti hilang satu lagi -- jadi balik genap kan? Hihihi.
- Harus ngingetin juga bahwa kalau ambil toilet paper baru, harus digantung / ditaruh lagi di tempat toilet paper, bukan dipinggir wastafel, diatas bak cucian kotor, diatas rak kamar mandi, atau dimanapun juga tapi bukan di gantungan toilet paper (nggak habis pikir...)
- Kalau masak atau berkutat di dapur, si Yayang pasti pakai SEMUA peralatan dapur, panci-panci terbesar, dan cuciannya numpuk deh. Heran. Kalau aku yang masak, alat dapur irit banget biar nanti nyuci piringnya nggak capek, kalau Dia pasti ambil panci terbesar, wajan terlebar, dan pakai semua sutil padahal masaknya juga cuma buat berdua.
- Kalau habis makan coklat atau pudding atau joghurt, pasti bungkus coklat / gelas plastik tempat pudding nggak langsung dibuang ke sampah dapur. Belum pernah ngerasain tinggal bersama semut2 dan kecoa di Indo sih, jadi barang manis-manis gitu digeletakin juga nggak dirubung semut/kecoa. Tapi yang ngeliat jadi gerah.
- Kalau lagi kumat malasnya, rumah bisa berantakan, kertas2, surat2, majalah, laptop, dan semua bisa campur baur dari sofa, kursi, meja, penuh semua sampai pusing ngeliatnya.
Sama seperti Carla, suka-nya juga banyak sihhh ternyata.
- Aku nggak usah masak dan belanja groceries di supermarket lagi kalau ada Dia. (Aku kan paling benci belanja ke supermarket atau masak. Lha nggak bakat, juga nggak bisa bikin shopping list yang praktis dan bagus)
- Tiap weekend pasti ada masakan enak-enak, dan ada yang nyusunin daftar belanja ke supermarket. Tiga kali sehari, Breakfast, Lunch, Dinner pasti enak-enak, sampai ke Caffe Latte segala lho.
- Nggak usah ngangkut tas belanjaan yang berat-berat sendirian (hehehe...)
- Ada yang pinter nukang. Mbangun ranjang sendiri, maku lukisan di dinding, ngebor ini itu, ganti bola lampu sampai pasang kawat nyamuk di jendela, enak dehhh.
- Sama seperti Carla, ada yang bisa pijetin kalau lagi capek, dicemberutin dan diomelin kalau lagi bete, dipeluk2 dan disayang2 kalau lagi manja.
- Karena nggak computer maniac dan nggak punya hobi tertentu yang di-maniakin (selain pesawat yang kerjaan sehari-hari), jadi gampang kalau minta "quality time" atau "Yayang time!" Pasti langsung diajak nonton DVD, ngafe, main board game, atau sekedar ngobrol ngalor ngidul.
- Karena ada yang hobi gardening, kalau summer, balkonku jadi indah penuh bunga, ada yang nyangkul tanah dan taruh pot-pot bunga cantik-cantik (dibeliin pula!) di balkon, hihihi.
- Enak diajak bagi tugas dirumah. Berhubung si Dia benci nyetrika, aku sih gak keberatan nyetrika atau bersih2 kamar mandi sambil dengerin musik atau nonton Friends kesayangan. Asal dia yang masak dan ngurus dapur, hahaha.
Living Together | by Carla Chanliau at 11:56 AM
Contoh-contoh gampangnya:
- ga biasa SMS/nelpon kalo mau pulang telat.
- masak makanan yang biasanya bisa buat dua hari selalu langsung habis at one meal.
- kalo lagi males masak, ga bisa ngewarung karena ga cocok ama perutnya dia, dan harus selalu ke Mc Donalds.
- mesti toleran sama asap rokok dan keadaan kamar yang semrawut.
- mesti ngingetin untuk ngganti toilet paper kalo memang udah abis dan ditaroh di tempatnya, bukan di sekeliling WC.
- kulkas jadi kepenuhan karena stock buat dua orang.
- TV selalu nyala walaupun ga ditonton, atau lupa matiin AC waktu keluar, lampu kamar mandi ga pernah mati (sama sekali ga mendukung hemat energi!)
- sepatu/sandal masuk rumah tapi dianya jarang mau ambil bagian nyapu-nyapu.
- kabel2 laptop dll bertebaran di lantai.
- pakaian2 yg udah dilipat rapi ga pernah bertahan rapi lebih dari 12 jam.
- snack2 ga pernah langsung dibuang di tempat sampah abis makan, akibatnya banyak semut2 ngerubung.
- kalo udah banyak semut dan kecoa, dianya ngomel Indonesia negara yg kotor kek, apa kek. padahal dia juga yg mulai.
- Ga usah beli dan ngangkat sendiri galon aqua yg berat itu.
- kalo listrik mati, ga perlu utek2 sendiri.
- kalo WC mampet, dia yg harus unclog. (yay!)
- ada yg bisa dipeluk2.
- ada yg bisa dicemberutin kalo lagi bete.
- ada yg bisa pijetin kalo lagi capek.
- ada yg ngurusin kalo sakit.
- ada yg bisa disuruh2 ke toko beli ini itu walopun ujan deras.
Weekend lalu dia bersihkan kamar mandi sampai mengkilap semuanya setelah aku bilang aku ga tahan kalo gitu terus. Dan justru setelah hal2 kecil begini bisa diatasi, perasaan kita jadi semakin dalam sama si dia.
Kalian ngerasa gitu juga ga?
Attitudes over Everything | by The Diva at 4:23 AM
Kalau melihat koleksi masa laluku, cukup banyak juga ternyata cowok-cowok "Loser" yang sekedar asyik buat dimainin dan dideketin.
Ada satu cowok asal ranah Sunda yang pernah deket dengan aku, awal dilihat cukup cakep untuk ukuran orang Sunda, kata-katanya juga sopan, manis, dan selalu membuai hati cewek. Tapi sayangnya udah punya pacar. Dan setelah beberapa saat main-main sama dia, mulai lah kelihatan bahwa ini cowok emang kurangajar, otaknya cuma berisi sex dan main-main sama cewek, dan egois BGT.
Hmmm, pantas lah kalau kutinggalin. Lagian rasanya aku kok terlalu cantik untuk sekedar jadi "cewek kedua", hihihi.
Ada lagi cowok dari kota asalku, Surabaya. Bodi atletis, haduh bikin ngiler deh pokoknya. Kelakuan juga awalnya tampak dewasa, agak-agak mengekang dan controlling, tapi kata-katanya bijak dan logis, bikin cewek luluh dan berpikir "Aduh bagus lah, ada orang yang akhirnya bisa mengatur dan mendidik dan memperbaiki aku."
Tapi lama-lama ternyata bodi dan first impression tidak menunjang attitude-nya. Ternyata dia sama juga, egois, sok tahu, sok pintar, dan sok pamer segalanya. Pokoknya Mr. Know-It-All, Mr. Supersexy and Super segalanya, padahal ya ampun, pendidikan amburadul, kerjaan nggak terlalu jelas, masa depan tak terlihat, tapi kok ya pamer macam-macam????!!!
Beberapa cowok koleksi lingkunganku (bukan koleksiku lho!) adalah cowok-cowok anak para tante temen2 arisan Mama. Latar belakang keluarga wuahhh, jumlah mobil, real estate, dan harta jangan ditanya (dan jangan dihitung).
Tampang rata-rata ganteng dan dipoles -- fitness, PDA terbaru di kantong plus bluetooth handsfree yang selalu nempel di telinga, mobil terbaru, dari Nissan Terrano sampai aduh nggak tau merek apa lagi.... pendidikan?? Wahhh jelasnya sih MBA atau BA atau BSc atau MSc atau BBC atau CNN entah lah pokoknya berbunyi luar negeri!!!
Attitude? Halus, berbudi, sopan, agak-agak borju dan pamer sedikit tapi bisa dimengerti lah, melirik latar belakang dan 'masa depan'nya.
Tapi lhaaaaaa setelah diajak ngomong beberapa menit, otaknya nggak seberapa besar ih. Kira-kira seukuran otak Homer Simpson, mungkin beberapa senti lebih lebar dikit. Hihihihi. Jadi males. Diajak ngomong politik nggak nyambung, ngomong ekonomi, atau masalah-masalah humanisme apalagi. Sejarah atau geografi dunia? Blehhhh. Paling banter ngomong musik atau trend terbaru. Blah. Males, capek jadinya. Aku boleh cantik, fashion boleh trendy, rambutku boleh nge-blonde dikit, tapi rasanya otakku nggak se-dangkal itu deh. Hihihi.
Jadi inti dari tulisan ini, attitudes itu menyangkut segalanya (kalau menurutku).
Ya sikap, ya kelakuan, ya sifat, ya pendidikan / latar belakang, ya logika, ya pekerjaan atau kemapanan, tapi juga termasuk otak dan cara bertutur.
Nggak harus sweet, apalagi romantis dan berbunga-bunga, nggak harus terlalu tough atau strong attitudes, tapi yang sedang-sedang aja, yang wajar-wajar dan sederhana, cukup kok buat memenangkan hati wanita.
Menurutmu gimana?
Attitudes over Money | by Carla Chanliau at 5:43 PM
Masalahnya saking seringnya flirt, aku jadi bingung kalo disuruh milih minggu ini sama cowok yang mana ya?
Ada cowok Perancis yang mature (baca: sedikit berumur, around 37 - 45) yang punya 3 villa yg dia design sendiri (tajir dan kreatif, ga kuat!!!), ganteng, and good english (ga kaya cowok2 Perancis lainnya yg amburadul bhs inggrisnya). Dia mau jalan sama aku tp kutolak karena dia udah punya cewek (alesan aja sih). Sebulan berlalu trus dia datang lagi dan bilang: okay, aku udah putusin cewekku, kita bisa date nggak? Aku bilang nggak karena aku lagi stress cari rumah. Dia masih ngotot.
Sementara itu ada cowok Australia, seumur sama aku, lahir th 79. Bukan tipeku, but surfer dude so, really yummy body (huahahaha), and most importantly he's got a very, very, very nice attitude. He's not loud like other Australians in Bali. Very polite too. Aku ketemu dia di Lombok bulan lalu. And he's coming Tuesday next week. Yay, something's positive finally coming after a bunch of upsetting happenings lately!
Dan ada lagi expat dari Brazil, 30 y/0. Ketemu tahun lalu. Ganteng, tapi kerjanya di Lumajang. Blah. Bhs Inggris dia juga bagus. Tapi kayak si cowok Perancis, ni orang juga rada maksa kalo ngajak nge-date.
Anyway... yang aku tau pasti sekarang ini, I'll go for the Aussie boy. Karena abis gitu dia balik ke London buat kerja. Yang lain2 kan bisa nunggu ya? Toh mereka semua ada disini.
Tapi bener deh.. attitude itu lebih menentukan daripada penampilan, uang dan berapapun properti perumahan yang kamu punya. Girls definitely like guys with sweet attitudes more than those with money! Bener ga?
Sebagian kali ya? Hmm...
Selingan??!?! | by imoet at 1:48 AM
Aku dulu suka selang seling sana sini. Dulu, sebelum merit. Waktu pacaran sama si A, aku nyeling sama B. Waktu sama B, nyeling sama A lagi. Trus balik sama A, nyeling sama C. Pas ama C, nyeling ama D. Pas ama D masih nyeling ama E. Buntutnya sekarang ama si D, gak nyeling2 lagi :p. Entah karena sekarang udah tobat, udah setia cinta mati, udah punya anak, udah capek nyeling, ato malah karene blom nemu selingan baru?! (nah loh....jok sampeee lagi deh!!!)
Tapi jujur, sekarang aku gak pengen lagi punya selingan. Entah buat alasan hiburan ato pengisi waktu luang. Emang bener2 udah tobat kali ya :p. Tapi I dont want to risk what I have now. Iya nek abis menikmati hiburan jek bisa balik lagi ke anak bojo. Yok opo nek kebawa perasaan trus malah hubungan sama anak suami berantakan? ada kemungkinan...jadi gak ah :p. Masih ada banyak kegiatan yang bisa dipake buat selingan ngisi waktu luang ato ngilangin bosen selain punya selingkuhan. Such as rajin2 ngeblog, belajar bikin perhiasan, olah raga, ato belajar njahit dan sejenisnya :p.
"Selingan" | by Kitchen Planet at 1:01 AM
Menurutku selingkuh itu boleh2 aja yah asal jangan sampe keterusan, apalagi ampe ketahuan ama doi bisa-bisa berabe deh.
Kalo pasangan udah lama hidup bersama ada kalanya merasa bosan, ada kalanya merasa dingin... disaat itulah rawan mencari "selingan". Tapi ada pula orang yang benar2 menghargai kesetiaan.. aku sih setuju2 aja kalo orang mau setia sampe mati ama pasangan, tapi apa pasangannya juga segitu setianya???
Aku juga tipe orang setia :D Tapi kalo sedang mengalami fase bosan, pengen juga rasanya bermain api... hhmmm.. tapi musti hati2 banget, karena api berbahaya!
Menurutku lagi, bermain api bisa mengembalikan gairah yang perlahan terbenam... bukan mau ngajarin hal negativ.. btw apa ini negativ?? Ini khan ibaratnya hiburan, untuk mengalihkan rasa bosan akan rutinitas rumah tangga termasuk mengurus anak... toh akhir abis menikmati hiburan kembali lagi ke anak suami :D
Udah ahh, takut keceplosan....hahaha, gimana menurut kalian teman "selingan" itu boleh nggak???
Old Flame, let it be in the old times... | by The Diva at 6:36 AM